Ingatkah kalian akan jaman dahulu kala? Yah, tentu saja
tidak ingat jika itu berarti saat kita berada di alam arwah atau di kandungan.
Bahkan waktu saya bayi sayapun tak ingat, namun saya yakin bahwa saya pernah
bayi dan saya pernah dikandung walaupun saya tidak dapat mengingatnya sekeras
apapun saya berusaha.
Yang saya maksud adalah ketika kita menginjak usia ABG, yah
tinej(teenage). Saya ingat saat itu adalah saat dimana saya baru tahu bahwa saya gemar
membaca fiksi, saya kira saya tidak suka membaca loh, saya kira saya hanya suka
membaca buku komik serial cantik dan serial misteri saja, karena saat SD saya
senang sekali membaca komik dari hasil meminjam kepada teman maupun saudara.
Namun semuanya berubah ketika itu saya menduduki kelas 2, emang saya sedang
duduk di ruang kelas 2 di SMP saya SMPN 6 Cimahits. Ketika itu sedang heboh
novel berjudul “DEALOVA” yang penulisnya saya lupa(maaf yah).

Novel Dealova
Ada teman saya yang bernama Carol dan Evita sedang rariweuh
saat itu mengenai novel DEALOVA itu yang katanya rame dan sedih dan romantic
apalah itu, lalu mereka menyuruh saya membacanya karena banyak di golongan
wanita kelas yang sudah membacanya, sayapun mencoba membaca novel itu dengan
keseriusan saya, dan wooow rame juga yah, saya berhasil membaca novel itu
menghabiskan waktu selama 4 hari kalau tidak salah, itulah kali pertama saya
membaca Novel. Saya tergila2 dengan DEALOVA, saya bahkan menangis loh
membacanya saat DIranya meninggal itu, dan saya sempat ga rido dalam hati bahwa
si Kara santan itu jadinya sama Ibel gitu ya apa iraz poho deui namanya. Dan
sayapun ketagihan membaca khayalan orang2 dalam bentuk tulisan panjang2 yang
biasa disebut Novel itu ataupun Cerpen itu.
Saya ingat beberapa bulan kemudian setelah saya membaca
novel itu ada kabar bahwa DEALOVA akan dibuat dalam bentuk Film. WOOOW, saya
tak sabar menunggunya, saya selalu mengikuti berita terkini kapan si DEALOVA akan tiba di Cimahi 21. Bahkan saya sampai beli kaset lagu2nya versi mp3 bajakan sampai kaset tape original dan hafal 1 album. hahaha. ababil sekali saya.

Pilemnyah
Saya adalah orang Bandung barat dekat dengan cimahi, saya sekolah di cimahi, sehingga membuat saya menonton di cimahi 21, di cimahi 21, sewaktu saya SMP sekitar tahun 2003-2006, harga tiketnya seperti ini:
Nomat: Senin-Selasa = Rp 6000,-
Rabu-Minggu = Rp 9000,-
Jika kita melihat antrian tiket penuh dan kelihatannya tidak memungkinka untuk mendapatkan tiket, maka carilah calo! Anda akan mendapatkan tiket yang anda inginkan tanpa harus mengantri, cukup membayar calo dengan tambahan Rp 3000,- dari harga semula.
-736548.jpg)
Dulunya cimahi 21 tapi dipugar jadi samudra
(I miss u Cimahi 21)
Kebali ke topik, pada hari dimana dealova dimuat di Cimahi 21 tercinta, saya dan teman2 pun sepulang sekolah langsung cus ke cimahi 21 naik angkot hijo. Setelah sampai, di depan pintu bioskop yg masih tertutup itu, penuh dengan orang-orang (ini selalu terjadi setiap hari senin-selasa), kami menunggu pintu dibuka dengan harapan akan kebagian tiket dealova itu, kan ada 2 pintu masuk tuh yah, kanan sama kiri, karena tidak tahu pintu mana yang akan dibuka duluan, saya dan teman2 bagi2 tempat nunggu, waktu pintu dibuka, ternyata pintu kanan yg duluan (wicis temen saya-petre-yag duluan masuk) sambil berlari tergopoh2 semua orang berburu loket dan akhirnya dengan perjuangan dan strategi, kami, dapet tiket film DEALOVA dengan bangga, bahagia, terharu, isak tangis, syukuran dan tentunya gak sabar pengen cepet nonton. (Bahasa saya mulai ga konsen atara baku dan tidak, maaf).
Kami pun menonton, dan menangis dengan suksesnya saat si Dira-nya meninggal, yah, saya memang ababil dan saya bangga. Kamipun pulang dengan senang karena, kami, telah nonton DEALOVA.
Ahhh itulah sepotong kecil memori di otak yang saya inget bahwa, betapa ababilnya saya waktu itu adalah hal yang menarik untuk diketik sekarang.
"JASMERAH-JAngan Sekali-kali MElupakan sejaRAH" - Bung Karno
Tidak ada komentar:
Posting Komentar